Senin, 22 November 2010

Cara Membuat RPP

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

Format RPP:


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran  : …
Kelas/Semester : …
Pertemuan Ke-  : …
Alokasi Waktu  : …
Standar Kompetensi : …
Kompetensi Dasar  : …
Indikator  : …

I. Tujuan Pembelajaran : …
II. Materi Ajar : …
III. Metode Pembelajaran: …
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
           Pertemuan pertama,
           Kegiatan Awal: …
           Kegiatan Inti: …
           Kegiatan Akhir: …
           Pertemuan kedua, dst.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar: …
VI. Penilaian: …




Langkah-langkah Menyusun RPP:

1. Mengisi kolom identitas.

2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan.

3. Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan ( terdapat pada silabus yang telah disusun).

4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan. (Lebih rinci dari KD dan Indikator, pada saat-saat tertentu rumusan indikator sama dengan tujuan pembelajaran, karena indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi.).

5. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran.

6. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.

7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.

8. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan.

9. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll.



           Versi Power Point


Untuk Download contoh RPP silakan klik di sini!!


Sumber: RPP Sarwiji Suwandi

Minggu, 21 November 2010

Wiji Thukul Wijaya

Wiji Thukul Wijaya, lahir di Solo, 26 Agustus 1963. penyair arus bawah, drop out an yang ancap membersamai demo kaum buruh, bergabung dengan PRD, Ketua Jakker, pelatih grup Teater Sukabanjir. Pernah disiksa aparat, kini raib dinyatakan orang hilang kurban keganasan Orde Baru pada masa reformasi 1998. Puisi-puisinya sangat merakyat, lugas, direkam dari kehidupan buruh kasardan perkampungan kumuh. Yang paling terkenal adalah puisinya yang berjudul Peringatan dan semboyannya yang lantangyang acap terlontar dari tubuhnya yang ringkih Hanya Ada Satu Kata: LAWAN!

Meski berpendidikan rendah, Wiji Thukul pernah mengikuti 3 Rd Asia Pasifik Trainer’s l’raving Workshop on Cultural Action di Korsel(1990) dan menerima Wrtheimen couragemward dan Werthein Stechting di Netherland (1991). Thukul pernah pula berkesempatan membacakan sajak-sajaknya di Australia (1992). Di kampus-kampus Indonesia, Thukul mengusung citra penyair pengamen. Antologi puisinya Mencari Tanah Lapang (1994), Tumis Kangkung Comberan (1996), Aku Ingin Jadi Peluru (2000); Puisi Pelo; Darman. Puisi-puisinya juga dimuat dalam antologi bersama penyair lain Kicau Kepodang (1993); Suara Sumbang Sini; Dari Negeri Poci 2.

Contoh-contoh Puisinya:

Peringatan

Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus berhati-hati
Barangkali mereka putus asa

Kalau rakyat sembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat tidak berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subpersif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: LAWAN!

Solo 1986 dari AIJP (Aku Ingin Jadi Peluru)


Bunga dan Tembok

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak kau kehendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi

Seumpama bunga
Kami adalah bunga
Yang dirontokkan di bumi kami sendiri

Jika kami bunga
Engkau adalah tembok
Tapi ditubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat, kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan: Engkau Harus Hancur

Dalam keyakinan kami
Dimanapun tirani bisa tumbang

Solo 1986, AIJP (Aku Ingin Jadi Peluru)